Untukmu, Ibu dari Pria yang Kucintai

๐ŸŽง๐ŸŽถ
Cinta~ hadirmu rasuki celah kosong ini
Takkan mampu aku hilangkan rasaku untuk dirimu ๐ŸŽถ๐ŸŽถ๐ŸŽถ
Cinta~
Setia kuberikan putih rasa ini
Takkan mampu aku rapuhkan rasamu
Selamanya~ ๐ŸŽต๐ŸŽถ๐ŸŽถ

Udah sebulan engga nulis. Hmm.. sepertinya dia baik-baik saja. Semoga demikian.

il_fullxfull.1602055084_30jk

Intermezzo

Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…
Ibu…Aku sayang padamu…
Tuhanku….Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya…

Teruntukmu, ibu dari salah satu ciptaan indahNya yang begitu kucintai. Itu tadi cuplikan puisi karya Chairil Anwar, Bu.. entah ibu pernah mendengar puisi itu atau sekedar mendengar nama itu atau belum.. yang pasti, cuplikan diatas tadi untukmu

Panggilan Spesial

Bu..
Kali ini tulisanku ingin kutujukan pada Njenengan saja.
“Tumben?” sahut netizens.

Iya Bu.. entahlah apa yang membuat hati ini tergerak demikian. Sekedar ingin. Sungguh kali ini ingin kutulis spesial untukmu.

.

.

Bu.. Mohon izin. Bolehkah kali ini aku memanggilmu “ibu”..? Jikapun tidak boleh untuk selamanya, aku ingin memanggilmu “ibu” kali ini saja.

Perkenalkan Ibu, aku adalah seseorang yang hidupnya pernah terwarnai dengan indah oleh untaian nada dan puisi rindu dari salah satu orang yang begitu berharga bagimu.
Aku bukanlah seorang putri yang hidupnya dipenuhi gelimang harta ataupun status sosial yang tinggi. Bukan juga seorang permaisuri yang parasnya juga kesehariannya dipenuhi ย oleh jor-joran keindahan-keindahan dunia yang membelalakkan mata siapapun yang memandangnya. Bahkan bukan juga perempuan yang ibadahnya bisa dibanggakan oleh orang-orang yang mengaku bangga padaku..

Aku hanyalah sesosok manusia penuh kurang dan dosa, yang berharap menjadi shalihah sampai ending perjalanannya, juga memiliki harapan akhir hidup penuh kebaikan dan kebermanfaatan bagi sekitarnya.
Pun aku Bu, sekedar perempuan lemah yang sampai saat ini masih membutuhkan sosok bersebut ibu. Entah ibu yang bergaya lembut atau ibu bak heroin ia berpatut. Keduanya lengkap kuharapkan bisa mengisi lembaran kisahku.

Bu.. maafkan hati ini, tidak tau diri memperkenalkan pribadi yang bahkan sepertinya tidak pantas untuk sekedar menyebut namaku sendiri bersebab banyaknya titik hitam di dalam catatan lembar kisah hidup yang belum begitu berarti ini. Harapan kecilku, engkau bisa merasakan inginku yang begitu besar untuk setidaknya kali ini saja dekat denganmu, Bu. Walau kali ini saja…

Bu..
Seorang ibu itu katanya sangat luar biasa ya? Ah, tanpa bertanya pun aku bisa merasakan betapa hebatnya kiprah seorang ibu, Bu..

.

.

Ibuku kebetulan adalah perempuan hebat juga, yang dengan kuatnya menghadapi segala macam terjalnya jalan hidup sampai detik ini.
Ibu pasti juga orang demikian, ya?
Aku tau Bu, karena putramu pernah dengan khawatirnya membicarakanmu, pun berusaha menjagamu dengan segenap upayanya.
Jadi, pasti Ibu adalah sosok yang begitu berharga dalam hidupnya. Aku yakin ^_^

.

.

Hari ini hari spesialnya kan, Bu?
Mungkin jika aku bertanya demikian pada putramu, dia akan menjawab “tidak”, atau malah berbalik tanya, “apa yang spesial?” Gitu.

Haha iya sih, banyak hari spesial di hidupnya, Bu. Bahkan ketika dia hanya duduk di rumah bercengkrama berdua bersama princess legendaris kesayangannya itu aku yakin sudah merupakan hari yang begitu spesial buatnya ๐Ÿ˜Š

.

.

Tapi apapun itu, aku pun yakin Bu, bahwa untuk perempuan, lahirnya seorang putra merupakan hal yang begitu istimewa. Mungkin ibu juga berpikir demikian.. atau malah tidak? Ah, apapun jawaban itu, aku tetap ingin berterimakasih kepadamu Bu, karena telah melahirkan putra kecilmu. Membesarkan putramu dengan baik dan tulus. Menjaganya dengan penuh kasih (meski beberapa saat hanya bisa menjaga dalam doa) sampai saat ini. Merawatnya hingga dia sekarang telah berusaha berganti merawatmu..

.

.

Terimakasih sudah menjadi ibu yang hebat baginya, Bu. .
Ibu yang dengan sabarnya telah menyerahkan segala hal yang dipunyai demi membesarkan putra kecilnya menjadi lelaki yang mandiri, yang aku yakin dengan kuatnya menghadapi cobaan dan ujian juga dalam membesarkan seorang putra hebat sepertinya.

Iya Bu, dia seseorang yang hebat. Sepertinya diwarisi juga dari ayahnya, sosok yang aku yakin engkau jaga dan layani di sampingmu dengan hebat juga, Bu. Kehadirannya begitu dinanti, Bu. Dinanti banyak orang. Dirindukan banyak teman. Kiprahnya dalam banyak hal pun tak lepas dari akibat kecerdasannya, multitalent. Luar biasa Bu.. Ibu pasti bangga memiliki putra sepertinya…

Pun terimakasih juga atas curahan kasih sayangmu padanya Bu, yang itupun lantas menurun kepada putramu yang begitu menghargai perempuan juga orang-orang di sekelilingnya. Yang percikan cintanya masih bisa kurasakan hingga waktu ini, yang aku pun yakin percikan itu juga adalah sifat pelukan cinta yang kau turunkan kepadanya, Bu. Hangaaaat sekali rasanya.

Terimakasih Bu, ibu yang 29 tahun silam melahirkan sosok yang begitu aku cintai sampai detik ini, yang entah akan sampai kapan aku menyimpan cinta ini untuk sosok yang terlahir darimu itu..

Iya Bu, maaf, aku masih menyimpan rasa ini untuk putramu..

๐ŸŽง๐ŸŽถ
Rasakan melodi tanpa nada~
Kupergikan lara jauh merindumu๐ŸŽต๐ŸŽถ๐ŸŽถ

Soal rasa itu, abaikan saja Bu. Aku sedang tidak terlalu mempedulikannya.. karena yang aku ingin pedulikan saat ini adalah rinduku padamu, Bu. Perasaan aneh yang muncul, karena kita baru sekali bertemu.

Harusnya aku menyatakan rinduku sejak dulu, Bu. Tapi maaf, aku baru bisa mengatakannya sekarang bahwa aku merindukanmu. Mungkin ini adalah perasaan rindu yang menumpuk beberapa bulan yang lalu, yang sudah terputus jalan saat “kami” berhenti di persimpangan, padahal kalimatnya belum sempat terucap. Yang kemudian meledak beberapa saat lalu. Dan baru bisa kuungkap dalam tulisanku kali ini.
Bu, jujur, aku berharap bisa bersimpuh di hadapanmu saat ini, menyatakan bahwa aku begitu menyayangi dan merindukanmu setulus hati, ibu yang putranya begitu aku sayangi.

Core of the Core

Maaf Bu, ekstrim sekali hawa di sekitarku. Sampai-sampai tulisanku terbawa suasana begini. Hmm..
Hujan belum turun di Baturetno, Bu. Gersang sekali disini.

.

.

Bu.. Hari ini, maaf sebelumnya jika tanpa memohon izin darimu terlebih dahulu, sebenarnya aku ingin mengucap sesuatu kepada putramu..
Jika ini adalah masa-masa SMPku, mungkin aku akan menulis sesuatu di kertas dengan tulisan tangan yang sengaja kubuat-buat dan kupastikan tidak mirip dengan tulisanku, kemudian mengirimnya diam-diam di meja kelas tempat ia duduk, lalu mendoakan semoga tulisan bertandatangan anonim itu dibacanya lalu ia merasa senang.
๐Ÿ˜… jauh sekali otakku membuat bayangan seenaknya sendiri. Ibu pernah tidak merasakan masa-masa demikian..? Hihi. Lucu sekali Bu masa-masa cinta monyet anak-anak yang belum paham arti cinta itu sendiri.

Tapi ini bukan lagi masa SMPku, Bu. Jadi sepertinya kutulis disini saja ya ucapan untuk putra tercintamu itu ๐Ÿ˜Š

Happy face yourself, Mas! which may be the hardest of all things to face.
Seberat apapun 29 tahun ini, semoga menjadi jembatan untuk bisa lebih baik lagi dalam melangkah ke depan. Diringankan langkah menuju kebaikan. Dimudahkan segala niat baik yang terlangitkan. Diberkahi di sisa usia yang kesempatannya masih diperkenankan.
Terimakasih Mas, sudah menjadi bagian dari kisah hidupku yang sedikit banyak menguras emosi dan kesabaran.

(Sambil berdoa;
Terimakasih Yaa Allaah, sudah memampirkan dia ke dalam kisah hidup saya. A part of my life. Kapan kapan lagi ya, Yaa Allaah? #eh)
๐Ÿ˜…

Gitu lah Bu, pokoknya ๐Ÿ˜„ aduh, rasanya sekarang aku ingin duduk berdua denganmu Bu di pagi ini, menatap matahari terbit lantas menikmati hangat sinarnya sambil berbincang banyak hal, ditemani segelas teh hangat di tangan kita masing-masing ^_^

Penutup

๐ŸŽง๐ŸŽถ๐ŸŽถ๐ŸŽถ

๐ŸŽตHujan turun lagi~

Saat kulamunkan mimpi indahku

Bersamamu

Tepikan ragu yang kusimpan denganmu

๐ŸŽตKan kuteriakkan nadaku untuk semangat hidupmu

Kumiliki takdirku

Indah menemukanmu~ ๐ŸŽถ๐ŸŽถ๐ŸŽถ

Hedeeuuu~ teteeeuuuup aja, seindah apapun hari, ini lagu aing kok ya melo melo galo terus ya Bu ๐Ÿ˜… mana belum hujan, liriknya udah hujan aja ๐Ÿ˜„ gapapa, semoga jadi doa.. Dan lagi, ibu patut berbangga, karena itu adalah lagu putramu kan Bu..?

.

.

Akhir tulisan, untukmu Bu, ibu dari pria yang begitu kucintai…

Bu, semoga ibu senantiasa dalam lindungan Allaah. Ibu jaga kesehatan ya.. juga semoga dilimpahkan segala berkah padamu, Bu.. I love you from this deepest heart.

20190627_090603.jpg

And.. ah, Happy Milad for your lovely sonshine! The best for him ๐Ÿ˜Š๐Ÿ’•

 

19 Okt ’19

โš˜SNH

 

Note: Maaf ya Bu atas tulisan alayku yang panjang lebar tapi nggak tinggi-tinggi ini. Harap maklum. Mmm.. ๐Ÿ˜